
Pada waktunya kita akan
ngalamin yang nama nya interview kerja, pasti dan kadang kita bingung mau
berbuat apa saat pemanggilan, hal pertama yang gue lakuin adalah segera baca
sms ketika hape gue berdering sebelum hape gue galau karena alunan musik yang
tercipta.
Ini pengalaman pertama
yang gue jalanin masalah diterima atau enggak kerja di bank yang gue lamar itu
urusan belakangan yang penting gue udah mau berusaha sebisa mungkin mencari
pekerjaan, sebelum interview terjadi gue berdoa dulu dan bulatkan tekad bukan
bulatkan upil terus dipeperin ke meja.
Kali ini gue melamar di
suatu instansi terkait yang bergerak di bidang perbankan, bukan di bidang
malengang pata-pata ayo digoyang pica-pica ngana pe body.....
Gue cari tahu tentang
bank tersebut, bisa dibilang gue kepo karena mempersiapkan materi yang akan gue
jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh orang yang akan
interview gue nantinya. Padahal gue udah paham betul apa aja yang akan
ditanyakan oleh yang interview gue nanti nya pasti meliputi, nama, hobi, warna
kesukaan, mifa, mafa, dan cita-cita.
Gue datang agak pagian
ke bank tempat gue akan interview tanpa bermodal pengetahuan soal jalan, gue
nekat berangkat walaupun gue tau gue nanti pasti bakalan nyasar. Dari sini gue
berkesimpulan bahwa sesungguhnya bila tidak tahu jalan bertanyalah, atau
setidaknya minta anterinlah.
Kira-kira hampir satu
jam lebih gue mengitari daerah teluk betung yang jelas-jelas jalanannya ribet
kek hubungan lo ama si dia. Dan pada akhirnya gue tibalah di bank yang di tuju,
dengan muka setengah sadar nunggu di bagian HRD gue dipanggil. Sungguh ini buat
gue deg-degan lebih deg-degan daripada diputusin pacar, sebab gue hampir lupa
rasanya diputusin pacar.
Setelah
masuk ruangan yang cukup dingin, membuat isi kepala gue pun ikutan dingin. Gue
bingung ketika disuruh isi formulir, serasa kaya lagi mau daftar sekolah. Oke,
dari halaman pertama sampe akhir gue isi semua dengan sebaik-baiknya tanpa
penetrasi dari siapapun di ruangan itu, sebab gue hanya seorang diri. Sendirian
saudara! Bayangkan saudara!!! Sendirian!!! *Zoom In* *Zoom Out*
Please,
gue kedinginan kalau aja ada boneka babi di ruangan ini pasti udah gue
peluk-peluk.
Di
lembar akhir formulir, gue disuruh nerusin gambar. Gue mikir, ini semacam
ngetes imajinasi. Kotak pertama hanya titik, akhirnya dari titik tersebut gue
coret-coret sampe jadi gambar kucing. Gue gambar kucing karena inget sama si
Travis kucing peliharaan gue di rumah. Kotak kedua, kayak coretan nggak jelas
gitu, alhasil dari coretan-coretan yang gue buat terciptalah gambar love-love
yang tengahnya retak sampe kotak buat ngegambarnya penuh. Entahlah apa motivasi
gue. Kotak ketiga, garis setengah lingkaran. Gue langsung inget gambar dua
gunung yang tengahnya matahari terus banyak padinya. Jadi deh gambar jaman
Sekolah Dasar yang suka dapet ponten atau paraf dari guru. Dan gambar-gambar
selanjutnya gue buat dengan suka-suka gue, ada gambar monsterlah, ada gambar
cowok netesin air matalah, ada juga coret-coretan nggak jelas gitu kayak muka
pacar mu.
Setelah
selesai ngisi formulir dan bermain-main dengan gambar, akhirnya yang interview
gue dateng juga. Ah, sudah lama nggak diajak ngobrol empat mata gini. You know
lah, rasanya kayak lagi nge-date deg-degannya nggak sinkronisasi membuat hati
terasa di reboisasi kembali karena pernah ada penebangan liar. Sikap gugup gue
buang jauh-jauh, membuat tetep santai dengan senyum-senyum tanpa sebab sampai
yang interview gue nggak berani tatapan mata sama gue. Yah gue akuin emang gue
maksimal banget dandan hari itu, ibarat lagi ikutan beauty class.
“CERITAKAN
TENTANG ANDA”
Gue
ceritain tentang gue, kalau gue ini dapat beradaptasi dengan kondisi dan
situasi baru bak bunglon, juga bisa hidup di dua alam air dan darat sesuai
permintaan. Dapat bekerja individual bak lebah pekerja dan mampu membentuk team
work kek lagi main VCOP. Dapat memotivasi diri sendiri dan handphone di silent
saat layar handphone ada tulisan “Baterai Lemah”. Sepertinya jawaban gue ngaco,
tapi ini lah gue sampe akhirnya yang interview gue malah mesem-mesem senyum kek
kebelet pipis terus dia ketawa, dia suka sama gue, tapi gue nggak suka, kita
soalnya sesama jenis. ( ‘_____’)/
“APA
KELEBIHAN KAMU?”
Kelebihan
saya, saya bisa terjun bebas dari ketinggian 100M dari permukaan laut tanpa
terluka sedikit pun ya tapi itu saya langsung tinggal nama aja, saya juga ahli
memahat kayu pake gigi saya bukan gigi saya yang patah tapi kayu
sepohon-pohonnya ikutan patah juga. Dan saya selalu belajar dari kesalahan
saya, jangan nilai saya dari penampilan saya yang tidak ada apa-apanya apalagi
nilai saya dari jawab ini, tapi nilailah saya ketika bekerja dengan
sebaik-baiknya *kibas rambut*
“APA
KELEMAHAN KAMU?”
Kelemahan
saya, saya suka ceroboh menempatkan posisi pacar dan mantan, kadang suka ketuker.
Tapi alhamdulilah sekarang bisa ke handle. Saya juga suka lupa waktu, apalagi
kalau lagi sibuk, kadang saya jadi lupa buat makan, mandi, dan tidur tapi saya
nggak pernah lupa buat bernafas. Saya selalu mengatasi kekurangan saya dengan
buat alarm pribadi di ponsel pintar saya seperti jam duabelas siang waktunya
makan, jam enam pagi waktunya bangun tidur ku terus mandi tidak lupa mengosok
gigi dan membersihkan tempat tidur ku. Maklumlah bu, kalau belum menikah emang
begini.
“KAMU MAU
GAJI BERAPA?”
Saya
rasa kurang etis untuk membicarakan gaji sekarang, perihal gaji Bank ini pasti
memberikan gaji kepada karyawannya dengan sepantasnya.
“minimalnya
lah”
Minimal
bisa bantu saya bayar cicilan mobil, mampu memenuhi kebutuhan tersier saya,
mampu menghidupi keluarga baru saya nanti nya, dan mampu memberangkatkan haji
kedua orang tua saya, itu saja yang saya minta tidak muluk-muluk.
“OH...JADI
KAPAN KAMU BISA MULAI KERJA?”
Secepatnya,
besok saya bisa. Sekarang juga bisa. Saya paling benci menunda-nunda sesuatu
yang baik untuk saya sekarang atau kedepannya.
Ya...
Seperti itulah, akhirnya gue Cuma dikasih salaman terus ngobrol ngalor ngidul
tentang gadget, ternyata yang interview gue orangnya seneng gadget yang
baru-baru karena dia baru aja nggak sengaja liat handphone gue.
Tinggal
nunggu aja ditelepon atau tidak dari kantor tempat gue interview, gue sih
ngerasa nggak akan diterima di bank tersebut. You know lah, karena dalam waktu
kurang dari dua detik receptionist di bank itu udah nanya-nanya nama gue.
So,
kalian punya pengalaman interview?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar