Kamis, 17 Oktober 2013

Interview yang Men(y)enangkan




Pada waktunya kita akan ngalamin yang nama nya interview kerja, pasti dan kadang kita bingung mau berbuat apa saat pemanggilan, hal pertama yang gue lakuin adalah segera baca sms ketika hape gue berdering sebelum hape gue galau karena alunan musik yang tercipta.

Ini pengalaman pertama yang gue jalanin masalah diterima atau enggak kerja di bank yang gue lamar itu urusan belakangan yang penting gue udah mau berusaha sebisa mungkin mencari pekerjaan, sebelum interview terjadi gue berdoa dulu dan bulatkan tekad bukan bulatkan upil terus dipeperin ke meja.
Kali ini gue melamar di suatu instansi terkait yang bergerak di bidang perbankan, bukan di bidang malengang pata-pata ayo digoyang pica-pica ngana pe body.....

Gue cari tahu tentang bank tersebut, bisa dibilang gue kepo karena mempersiapkan materi yang akan gue jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh orang yang akan interview gue nantinya. Padahal gue udah paham betul apa aja yang akan ditanyakan oleh yang interview gue nanti nya pasti meliputi, nama, hobi, warna kesukaan, mifa, mafa, dan cita-cita.

Gue datang agak pagian ke bank tempat gue akan interview tanpa bermodal pengetahuan soal jalan, gue nekat berangkat walaupun gue tau gue nanti pasti bakalan nyasar. Dari sini gue berkesimpulan bahwa sesungguhnya bila tidak tahu jalan bertanyalah, atau setidaknya minta anterinlah.

Kira-kira hampir satu jam lebih gue mengitari daerah teluk betung yang jelas-jelas jalanannya ribet kek hubungan lo ama si dia. Dan pada akhirnya gue tibalah di bank yang di tuju, dengan muka setengah sadar nunggu di bagian HRD gue dipanggil. Sungguh ini buat gue deg-degan lebih deg-degan daripada diputusin pacar, sebab gue hampir lupa rasanya diputusin pacar.

Setelah masuk ruangan yang cukup dingin, membuat isi kepala gue pun ikutan dingin. Gue bingung ketika disuruh isi formulir, serasa kaya lagi mau daftar sekolah. Oke, dari halaman pertama sampe akhir gue isi semua dengan sebaik-baiknya tanpa penetrasi dari siapapun di ruangan itu, sebab gue hanya seorang diri. Sendirian saudara! Bayangkan saudara!!! Sendirian!!! *Zoom In* *Zoom Out*
Please, gue kedinginan kalau aja ada boneka babi di ruangan ini pasti udah gue peluk-peluk.

Di lembar akhir formulir, gue disuruh nerusin gambar. Gue mikir, ini semacam ngetes imajinasi. Kotak pertama hanya titik, akhirnya dari titik tersebut gue coret-coret sampe jadi gambar kucing. Gue gambar kucing karena inget sama si Travis kucing peliharaan gue di rumah. Kotak kedua, kayak coretan nggak jelas gitu, alhasil dari coretan-coretan yang gue buat terciptalah gambar love-love yang tengahnya retak sampe kotak buat ngegambarnya penuh. Entahlah apa motivasi gue. Kotak ketiga, garis setengah lingkaran. Gue langsung inget gambar dua gunung yang tengahnya matahari terus banyak padinya. Jadi deh gambar jaman Sekolah Dasar yang suka dapet ponten atau paraf dari guru. Dan gambar-gambar selanjutnya gue buat dengan suka-suka gue, ada gambar monsterlah, ada gambar cowok netesin air matalah, ada juga coret-coretan nggak jelas gitu kayak muka pacar mu.

Setelah selesai ngisi formulir dan bermain-main dengan gambar, akhirnya yang interview gue dateng juga. Ah, sudah lama nggak diajak ngobrol empat mata gini. You know lah, rasanya kayak lagi nge-date deg-degannya nggak sinkronisasi membuat hati terasa di reboisasi kembali karena pernah ada penebangan liar. Sikap gugup gue buang jauh-jauh, membuat tetep santai dengan senyum-senyum tanpa sebab sampai yang interview gue nggak berani tatapan mata sama gue. Yah gue akuin emang gue maksimal banget dandan hari itu, ibarat lagi ikutan beauty class.

“CERITAKAN TENTANG ANDA”
Gue ceritain tentang gue, kalau gue ini dapat beradaptasi dengan kondisi dan situasi baru bak bunglon, juga bisa hidup di dua alam air dan darat sesuai permintaan. Dapat bekerja individual bak lebah pekerja dan mampu membentuk team work kek lagi main VCOP. Dapat memotivasi diri sendiri dan handphone di silent saat layar handphone ada tulisan “Baterai Lemah”. Sepertinya jawaban gue ngaco, tapi ini lah gue sampe akhirnya yang interview gue malah mesem-mesem senyum kek kebelet pipis terus dia ketawa, dia suka sama gue, tapi gue nggak suka, kita soalnya sesama jenis. ( ‘_____’)/

“APA KELEBIHAN KAMU?”
Kelebihan saya, saya bisa terjun bebas dari ketinggian 100M dari permukaan laut tanpa terluka sedikit pun ya tapi itu saya langsung tinggal nama aja, saya juga ahli memahat kayu pake gigi saya bukan gigi saya yang patah tapi kayu sepohon-pohonnya ikutan patah juga. Dan saya selalu belajar dari kesalahan saya, jangan nilai saya dari penampilan saya yang tidak ada apa-apanya apalagi nilai saya dari jawab ini, tapi nilailah saya ketika bekerja dengan sebaik-baiknya *kibas rambut*

“APA KELEMAHAN KAMU?”
Kelemahan saya, saya suka ceroboh menempatkan posisi pacar dan mantan, kadang suka ketuker. Tapi alhamdulilah sekarang bisa ke handle. Saya juga suka lupa waktu, apalagi kalau lagi sibuk, kadang saya jadi lupa buat makan, mandi, dan tidur tapi saya nggak pernah lupa buat bernafas. Saya selalu mengatasi kekurangan saya dengan buat alarm pribadi di ponsel pintar saya seperti jam duabelas siang waktunya makan, jam enam pagi waktunya bangun tidur ku terus mandi tidak lupa mengosok gigi dan membersihkan tempat tidur ku. Maklumlah bu, kalau belum menikah emang begini.

“KAMU MAU GAJI BERAPA?”
Saya rasa kurang etis untuk membicarakan gaji sekarang, perihal gaji Bank ini pasti memberikan gaji kepada karyawannya dengan sepantasnya.
“minimalnya lah”
Minimal bisa bantu saya bayar cicilan mobil, mampu memenuhi kebutuhan tersier saya, mampu menghidupi keluarga baru saya nanti nya, dan mampu memberangkatkan haji kedua orang tua saya, itu saja yang saya minta tidak muluk-muluk.

“OH...JADI KAPAN KAMU BISA MULAI KERJA?”
Secepatnya, besok saya bisa. Sekarang juga bisa. Saya paling benci menunda-nunda sesuatu yang baik untuk saya sekarang atau kedepannya.

Ya... Seperti itulah, akhirnya gue Cuma dikasih salaman terus ngobrol ngalor ngidul tentang gadget, ternyata yang interview gue orangnya seneng gadget yang baru-baru karena dia baru aja nggak sengaja liat handphone gue.

Tinggal nunggu aja ditelepon atau tidak dari kantor tempat gue interview, gue sih ngerasa nggak akan diterima di bank tersebut. You know lah, karena dalam waktu kurang dari dua detik receptionist di bank itu udah nanya-nanya nama gue.

So, kalian punya pengalaman interview?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar