
Kenapa orang yang begitu diam di dunia nyata bisa
mendadak ramah dan cerewet di social media? Gue punya beberapa temen yang
hobinya chatting, di dalam chat itu mereka lincah bener. Tapi di dunia nyata
kek ayam sayur, mereka adalah orang-orang yang kalau nggak disenggol pake motor
nggak mau bicara. Entah kenapa gue tertarik mau bahas tulisan ini ketimbang
ngebahas kegalauan gue.
Sekarang jawabnya apa? Penelusuran gue dari bahan
yang ada tadi adalah sebagai berikut.
Dalam
beberapa bacaan yang nggak sengaja gue baca ketika mau nulis skripsi baik itu
dari buku referensi skripsi gue ataupun searching di internet, disebutkan bahwa
komunikasi terdiri dari dua unsur atau dua jenis. Maaf kalau misalnya salah,
masalahnya gue bukan anak komunikasi. Komunikasi dibagi jadi dua baik secara
verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal berupa kata-kata, semua yang bisa
ditangkap dan diterjemahkan oleh otak kita,baik lisan ataupun tulisan. Nah,
selanjutnya ada komunikasi non verbal, yang utamanya berupa gesture, alias
bahasa tubuh.
Disini
juga dijelasin dalam konsep persona atau maksudnya topeng, kalau manusia
memilih menjadi satu bentuk pribadi tertentu, maka ia menjadikan sebuah persona
atas bentuk pribadi tersebut. Bentuk ini sebetulnya bisa diubah jika pemilik
persona tadi berkehendak. Namun banyak yang tidak bisa berubah secara instan di
dunia nyata kan? Mengubah memang lebih sulit daripada membuat yang baru
*tersirat curhat*
Gue
akhirnya menyimpulkan sesuatu tentang kenapa orang yang pendiam di pergaulan
biasa lalu tiba-tiba berubah bisa jadi cerewet dan aktif di internet.
Dalam
dunia internet, yang didominasi oleh kata-kata, simbol, dan gambar ini tidak
ada komunikasi non verbal. Err, maksudnya nggak ada keplak-keplakan atau ketawa
ngakak guling-guling dalam arti yang nyata. Yang ada paling Cuma kata-kata
ROTFL, LOL, dan semacamnya.
Di
jejaring sosial ada keadaan saat kita nggak perlu gestures, nggak perlu merasa
sungkan, tdak perlu malu. Menurut pemahaman gue, kenapa pergaulan di internet
bisa begitu ringan untuk mereka adalah karena tidak perlu menyesuaikan
penggunaan nada bicara dan pemilihan kata secara realtime seperti disaat
berkomunikasi tatap muka dalam pergaulan sehari-hari karena medianya adalah
media yang tidak langsung. No instant reply, kata yang diketik bisa diedit
lagi, dan tentu saja waktu yang lebih panjang untuk berpikir apa yang harus
dikatakan. Dan lebih lagi, di dunia maya mereka bisa memilih untuk membentuk
sebuah persona yang baru, yang menurut mereka cocok digunakan dan lebih nyaman
digunakan, apalagi saat identitas asli mereka terlindungi di balik layar. See?
Being A N O N Y M O U S sometimes make us somebody else :-D
Social networking bagaimanapun tetaplah dunia maya,
tak akan bisa menggantikan dunia nyata kita. Kenapa tidak memulai menjadi
pribadi yang lebih komunikatif dari tulisan yang kita buat dan se berani
pernyataan sikap kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar