Kamis, 17 Oktober 2013

Dua Dunia, Dua Muka


Kenapa orang yang begitu diam di dunia nyata bisa mendadak ramah dan cerewet di social media? Gue punya beberapa temen yang hobinya chatting, di dalam chat itu mereka lincah bener. Tapi di dunia nyata kek ayam sayur, mereka adalah orang-orang yang kalau nggak disenggol pake motor nggak mau bicara. Entah kenapa gue tertarik mau bahas tulisan ini ketimbang ngebahas kegalauan gue.

Sekarang jawabnya apa? Penelusuran gue dari bahan yang ada tadi adalah sebagai berikut.

Dalam beberapa bacaan yang nggak sengaja gue baca ketika mau nulis skripsi baik itu dari buku referensi skripsi gue ataupun searching di internet, disebutkan bahwa komunikasi terdiri dari dua unsur atau dua jenis. Maaf kalau misalnya salah, masalahnya gue bukan anak komunikasi. Komunikasi dibagi jadi dua baik secara verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal berupa kata-kata, semua yang bisa ditangkap dan diterjemahkan oleh otak kita,baik lisan ataupun tulisan. Nah, selanjutnya ada komunikasi non verbal, yang utamanya berupa gesture, alias bahasa tubuh.

Disini juga dijelasin dalam konsep persona atau maksudnya topeng, kalau manusia memilih menjadi satu bentuk pribadi tertentu, maka ia menjadikan sebuah persona atas bentuk pribadi tersebut. Bentuk ini sebetulnya bisa diubah jika pemilik persona tadi berkehendak. Namun banyak yang tidak bisa berubah secara instan di dunia nyata kan? Mengubah memang lebih sulit daripada membuat yang baru *tersirat curhat*

Gue akhirnya menyimpulkan sesuatu tentang kenapa orang yang pendiam di pergaulan biasa lalu tiba-tiba berubah bisa jadi cerewet dan aktif di internet.

Dalam dunia internet, yang didominasi oleh kata-kata, simbol, dan gambar ini tidak ada komunikasi non verbal. Err, maksudnya nggak ada keplak-keplakan atau ketawa ngakak guling-guling dalam arti yang nyata. Yang ada paling Cuma kata-kata ROTFL, LOL, dan semacamnya.

Di jejaring sosial ada keadaan saat kita nggak perlu gestures, nggak perlu merasa sungkan, tdak perlu malu. Menurut pemahaman gue, kenapa pergaulan di internet bisa begitu ringan untuk mereka adalah karena tidak perlu menyesuaikan penggunaan nada bicara dan pemilihan kata secara realtime seperti disaat berkomunikasi tatap muka dalam pergaulan sehari-hari karena medianya adalah media yang tidak langsung. No instant reply, kata yang diketik bisa diedit lagi, dan tentu saja waktu yang lebih panjang untuk berpikir apa yang harus dikatakan. Dan lebih lagi, di dunia maya mereka bisa memilih untuk membentuk sebuah persona yang baru, yang menurut mereka cocok digunakan dan lebih nyaman digunakan, apalagi saat identitas asli mereka terlindungi di balik layar. See? Being A N O N Y M O U S sometimes make us somebody else :-D

Social networking bagaimanapun tetaplah dunia maya, tak akan bisa menggantikan dunia nyata kita. Kenapa tidak memulai menjadi pribadi yang lebih komunikatif dari tulisan yang kita buat dan se berani pernyataan sikap kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar